Jumat, 08 Mei 2009

Sedikit Cuplikan dari kondisi Situ Gintung

Jusuf Kalla Kunjungi Korban Tragedi Situ Gintung

27/03/2009 12:55 - Banjir
Jusuf Kalla Kunjungi Korban Tragedi Situ Gintung

Liputan6.com, Tangerang: Wakil Presiden Jusuf Kalla mengunjungi korban jebolnya tanggul Situ Gintung di Tangerang, Banten, Jumat (27/3). Musibah jebolnya tanggul Situ Gintung diduga akibat tingginya debit air di danau tersebut menyusul hujan deras yang mengguyur sejak Kamis kemarin.

Dampak jebolnya Situ Gintung tak hanya melanda kawasan sekitar, tapi menghantam Perumahan Pratama Hill, Lebak Bulus, Jakarta Selatan yang berjarak sekitar dua kilometer dari lokasi. Tidak ada korban jiwa di perumahan ini karena warga menyelamatkan diri ke lantai dua rumah mereka.

Berdasarkan pantauan SCTV, perumahan porak-poranda. Kondiisi ini menunjukkan betapa bah akibat jebolnya tanggul Situ Gintung sungguh dahsyat. Rongsokan kendaraan teronggok tak keruan dipenuhi lumpur coklat. Sejumlah pohon tumbang. Menurut warga, saat bah melanda ketinggian mencapai dua meter.

Kini sebagian warga mulai membersihkan sisa lumpur dan sampah yang mengotori Kompleks. Sebagian lagi mengungsi karena masih trauma. Sementara tim Search adn Rescue masih mencari korban yang kemungkinan terseret arus dan tertimpa reruntuhan bangunan.(JUM/Tim Liputan 6 SCTV)

Walhi: Tragedi Situ Gintung Bukan Bencana Alam

Jumat, 03/04/2009 11:36 WIB
Walhi: Tragedi Situ Gintung Bukan Bencana Alam
Laurencius Simanjuntak - detikNews

Jakarta - Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) keberatan jika tragedi Situ Gintung dikatakan sebagai bencana alam. Hal ini karena banyak ditemukan faktor kelalaian dari beberapa pihak sehingga tanggul danau di Ciputat, Tangerang, Banten itu jebol.

"Ini bukan bencana alam. Saya tidak habis pikir jika ini disebut bencana alam," kata Direktur Walhi Berry Nahdian Furqan.

Hal itu dikatakan Berry dalam diskusi bertajuk 'Belajar dari Tragedi Situ Gintung' di Gedung DPD, Senayan, Jakarta, Jumat (3/4/2009). Turut hadir sebagai pembicara Kepala Bidang Mitigasi Bencana Badan Pengkajian dan Penerapan Bancana (BPPT), Sutopo Purwonugroho dan anggota DPD Biem T Benyamin.

Berry menegaskan, dari sekian faktor kelalaian, pemerintah lah yang wajib bertanggungjawab atas tragedi yang menewaskan sedikitnya 100 orang tersebut.

"Menurut step of responsibility, baik pemerintah daerah maupun pusat harus bertanggungjawab karena mereka yang mempunyai regulasi dan kewenangan," ujarnya.

Kepala BPPT Sutopo Purwonugroho menjelaskan pihaknya pernah melakukan penelitian terhadap Situ Gintung pada 5 Desember 2008. Meski objek penelitian tidak dikhususkan pada kekuatan dan konstruksi tanggul, menurut Sutopo, hasil dokumentasi BPPT menunjukkan adanya indikasi erosi (piping) pada struktur pintu pelimpas banjir (spillway) Situ Gintung.

"Dokumentasi tersebut diperoleh dari survei studi potensi air Situ Gintung dan waduk resapan," jelasnya.

Menurut Sutopo, curah hujan tinggi tidak bisa dijadikan penyebab jebolnya tanggul di Kota Tangerang Selatan itu. Pada 1 Februari 2007, saat Jakarta dilanda banjir besar, curah hujan kawasan Situ Gintung mencapai 275-300 mm/hari. Jauh lebih tinggi dari curah hujan saat jebolnya tanggul, 113,2 mm/hari.

"Dengan demikian curah hujan bukan faktor utama," pungkasnya.

(lrn/anw)

Penyelamatan Satwa dalam Tragedi Situ Gintung

Penyelamatan Satwa dalam Tragedi Situ Gintung

April 3, 2009 by: Administrator

Source : IndoFamilyPets.com
Jumat, 3/4/2009 — Peristiwa jebolnya tanggul Situ Gintung, tak cuma merenggut ratusan nyawa manusia. Beberapa ekor hewan peliharaan di sana turut jadi korban. Jakarta Animal Aid Network (JAAN), lakukan penyelamatan satwa di Situ Gintung. Tragedi Situ Gintung yang terjadi di wilayah perbatasan Jakarta Selatan dan Tanggerang Banten itu telah merenggut nyawa ratusan orang. Kondisi yang menyedihkan ini kadang melupakan beberapa hal lainnya. Termasuk penyelamatan hewan peliharaan yang juga jadi korban tragedi ini.
two
Untuk pertamakalinya di Indonesia, sebuah tindakan penyelamatan terhadap hewan dilakukan di lokasi kejadian bencana. Tim dari Jakarta Animal Aid Network (JAAN) turun ke lokasi tragedi Situ Gintung pada Jumat sore (27 Maret 2009) lalu.

“Tim kami yang turun ke lapangan ada sekitar 6 orang, dibantu dengan beberapa orang sukarelawan lain,” ungkap Pram, volunteer JAAN yang juga turut andil dalam kegiatan penyelamatan ini.

Menurutnya, mereka juga mendapat banyak laporan dari para anggota TIM SAR Gabungan di sana, bahwa ada banyak hewan peliharaan yang perlu diselamatkan. Selanjutnya, Tim dari JAAN bergabung dengan dua kelompok besar tim penyelamatan di Situ Gintung, yakni penyelamatan lewat jalur sungai dan jalur darat.

Dua posko JAAN di Situ Gintung pun bergabung dengan posko organisasi pecinta alam dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif HIdayatullah (red—Pelita Bencana), dan posko STAVIA (tim pecinta alam Universitas Muhamadyah Jakarta).

“Kami juga melengkapi upaya penyelamatan ini dengan perlengkapan standar. Karena hewan-hewan ini biasanya stress dan lebih galak karena kondisi alam. Kami bawa perlengkapan bius hewan, P3K untuk satwa, 12 buah kennel, dan makanan basah. Untuk mobilisasi, ada 2 mobil yang kami bawa,” papar Pram.

Diketahui dari penuturan Pram, dari 15 ekor anjing yang ditemukan di lokasi jalur sungai di sana, hanya ada 8 ekor yang akhirnya selamat dan kini dirawat di JAAN Animal Shelter.

anjing yang berhasil diselamatkan JAAN–by JAANSementara itu, ada 14 ekor anjing lainnya yang juga selamat dan kini masih dirawat seadanya oleh pemiliknya (yang juga jadi korban selamat dari tragedi Situ Gintung).

“Dari 8 ekor di animal shelter kami, sudah ada 2 ekor yang diadposi. Untuk yang 14 ekor di Situ Gintung, Jumat sore ini sudah ada 5 ekor anjing yang diadopsi. Mereka banyak berharap agar anjing-anjing korban ini bisa diadopsi supaya hidupnya bisa lebih baik,” demikian pungkas Pram. IndofamilyNetPets. (ayu andini)
situ-gintung-jaan-3

Keajaiban Masjid di Situ Gintung

Keajaiban Masjid di Situ Gintung

Kamis, 2 Apr '09 10:50

Masjid Situ Gintung

Berita tentang sebuah Masjid (atau Mushola?) yang masih berdiri tegak pasca jebolnya tanggul Situ Gintung menjadi topik yang tak kalah menarik selain cerita duka para korban.

Memang fakta ini amat menarik dan lagi jadi berita hot. Namun saya ingin memberikan perpektif yang agak berbeda disini. Kebetulan satu hari setelah kejadian saya datang ke lokasi bersama perwakilan komite sekolah anak saya untuk menyalurkan bantuan.

Dari lokasi kejadian, saya perhatikan posisi Mesjid memang tidak berada pada alur utama air yang menerjang. Jadi daya rusak air bah tidak sedahsyat jika berada tepat di tengah alur air.

Tragedi Situ Gintung

Lokasi terparah di sekitar Mesjid adalah rumah 2x yang berada di seberang Mesjid. Karena alur air dari tanggul yang jebol memang tepat dan langsung mengarah ke sana.

Selain itu alur airnya juga "Letter L" dengan Mesjid berada pada sudut dalam (lihat gambar di atas). Jadi cukup logis jika sudut luar menerima terjangan air bah yang maha dahsyat dengan daya rusak maksimal. Sedangkan sudut dalam mengalami hal sebaliknya.

Demikian perspektif lain dalam melihat fenomena Mesjid yang masih tegak berdiri itu. Semoga bisa melengkapi pemahaman kita semua atas "kejaiban" ini.

Kronologi Terjadinya Situgintung

Kronologi Jebolnya Tanggul Situ Gintung

Berikut kronologis peristiwa jebolnya tanggul Situ Gintung yang dihimpun okezone, menurut keterangan warga Kampung Situ, Ibu Erna, Ibu Lina, dan Pak Mulyadi.

Kamis 26 Maret Pukul 16.00 WIB, hujan deras disertai es dan angin kencang melanda kawasan Jakarta Selatan dan sekitarnya, termasuk wilayah Ciputat dan Cirendeu.

Pukul 23.00 WIB, warga mulai mendengar suara gemuruh dari arah tanggul.

Pukul 24.00 WIB, beberapa warga mulai berbenah dan siaga.

Jumat 27 MaretPukul 03.00 WIB, warga mulai mendengar suara gemuruh lebih keras dari sebelumya. Suara berasal dari arah tanggul. Tanggul jebol.

Pukul 03.30 WIB, air sudah menerjang Kampung Situ RT 1/8 Cirendeu, Ciputat, Tangerang, Banten.

Pukul 04.00 WIB, warga mulai mengungsi. Air meninggi.

Pukul 05.00 WIB, Beberapa warga mulai naik ke atap rumah, pertolongan dari warga yang rumahnya tidak terendam.

sumber : okezone.